Konten [Tampil]
Indonesia masih menghadapi kasus kekerasan seksual anak yang mengkhawatirkan. Salah satu krisis kemanusiaan yang kerap terjadi ini, menempati peringkat tertinggi dalam kategori kekerasan terhadap anak. Data dari berbagai lembaga perlindungan anak menunjukkan jumlah kasus terus bertambah, sementara banyak yang bahkan tidak pernah terungkap.
Padahal, kekerasan seksual pada anak tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma psikologis mendalam. Anak yang menjadi korban sering kali mengalami kecemasan, depresi, hingga kehilangan rasa percaya diri. Bahkan, sebagian membawa luka itu hingga dewasa dan memengaruhi hubungan sosial maupun produktivitas mereka.
Sayangnya, banyak masyarakat masih menganggap isu ini sebagai “aib” yang sebaiknya disembunyikan. Di sinilah masalah besar itu berakar, korban memilih diam, pelaku bebas berkeliaran, dan siklus kekerasan berulang.
Namun, di tengah situasi itu, ada sekelompok orang yang menolak untuk berdiam diri. Mereka menyebut diri sebagai Kakak Aman Indonesia, sebuah gerakan yang menjadi tempat aman bagi anak-anak untuk bercerita, belajar, dan mendapatkan perlindungan.
Satu Keputusan dari Warung Bakso
Siang itu tiga wanita muda yang sedang menghabiskan waktu makan siangnya di warung bakso, tampak bercengkrama. Raut wajahnya terlihat geram, ketiganya saling menyahut beradu cerita tentang berita yang viral akhir-akhir ini.“Berita kasus kekerasan seksual ini tidak ada habisnya, tidak hanya berita di layar, telinga kami juga tak hentinya mendengar kasus kekerasaan seksual di daerah kami!” ungkap Hana penuh amarah.Amarah Hana Maulida dan dua teman baiknya yang terus-menerus mendengar kasus kekerasan seksual membuat mereka bertekad untuk membentuk gerakan berdampak dalam pencegahan kekerasan seksual pada anak. “Ayo, bergerak!” tekadnya saat itu sembari mengepalkan tangannya.
Hana Maulida, seorang ASN di bidang perlindungan anak, melihat belum ada institusi yang secara spesifik melakukan program pencegahan kekerasan seksual pada anak, khususnya dalam pendidikan seksual. Pendidikan seksual masih dianggap tabu untuk dipelajari. Banyak orang dewasa disekitar anak, baik orangtua maupun pendidik yang merasa tidak memiliki kapasitas untuk menyampaikan edukasi seksual. Padahal, pendidikan seksual inilah yang akan menjadi tameng bagi anak-anak untuk melindungi dirinya dari kekerasan seksual.
Tak sekadar wacana, tanpa pikir panjang, 2 hari setelah keputusan yang diambil di warung bakso, ketiganya bergerak dari satu sekolah ke sekolah lainnya untuk menyampaikan pendidikan seksual kepada anak-anak.
Gerakan inilah yang nantiya mereka sebut Gerakan Kakak Aman Indonesia. Sebuah gerakan yang mereka yakini dapat membantu pencegahan kekerasan seksual pada anak.
Gerakan Kakak Aman Indonesia : Menjaga Anak Indonesia dari Bayang-Bayang Kerasan Seksual
Angka kasus kekerasan pada anak di Indonesia pada tahun 2024 mencapai angka 19.628 kasus, 60% kasus diantaranya adalah kasus kekerasan seksual. Ya, kasus kekerasan seksual ini mejadi jenis kekerasan terbanyak yang dialami anak.
Meski demikian, data kasus tersebut hanyalah sedikit dari banyaknya kasus yang tidak tercatat. Seperti halnya fenomena gunung es, di mana kasus kekerasan yang tidak terlapor jauh lebih banyak jumlahnya.
Suatu kali, Hana menemui Aisha, gadis cilik periang dan cantik yang menjadi korban pencabulan Ayahnya sendiri. Aisha yang saat itu masih berusia 7 tahun, melalui trauma yang mendalam akibat pencabulan sang Ayah yang berlangsung selama 2 tahun dengan lebih dari 10 kejadian. Ironisnya, Ibu yang Ia anggap sebagai ruang untuk berbicara, tidak menanggapinya dengan serius.
“Pada siapa lagi mereka berharap, kalau bukan kita yang masih peduli pada mereka?” tutur Hana dalam sebuah webinar.Sosok orangtua yang Aisha harap bisa ia andalkan sebagai garda depan, justru menjadi pelaku yang mengukir goresan hitam di hidupnya. Tidak ada perlindungan, tidak ada yang mengajarkan Aisha tentang hak tubuhnya. Dua tahun bukan waktu yang singkat. Selama itu pula, trauma tertimbun dalam diri Aisha.
Tak terbayang bagaimana tubuh mungil Aisha gemetar menghadapi sosok Ayah yang ia cintai mencabulinya dari satu kejadian ke kejadian lainnya. Aisha sendiri menelan rasa takut. Tidak ada yang memeluknya. Tidak ada yang mencegah Ayahnya untuk tidak berbuat tindakan yang tidak manuasiawi.
Untuk itulah, Kakak Aman Indonesia hadir. Hadir dengan harapan dapat mengukir senyum Aisha kembali. Hadir dengan harapan dapat mengubah luka Aisha menjadi asa.
“Empower Children with Sexual Education in a Fun and Interactive Way”Gerakan Kakak Aman Indonesia senidiri bertujuan untuk memberdayakan anak-anak agar dapat melindungi dirinya sendiri dengan memberikan pendidikan seksual yang interaktif dan menyenangkan. Dibalik namanya, Kakak Aman memiliki arti siapapun yang bergabung dalam gerakan ini akan dilihat sebagai sosok “Kakak” karena sosok Kakak adalah sosok yang bisa menjadi teman sekaligus pelindung bagi anak. Sedangkan kata “Aman” adalah kondisi yang bebas dari bahaya. Aman merupakan kebutuhan mendasar setiap orang.
“Setiap orang ingin dan berhak merasa aman dari ketakutan apapun.”
Kakak Aman memberikan ruang di mana anak bisa merasa aman, percaya, dan berani menyuarakan pengalaman mereka. Kakak Aman hadir bukan hanya untuk mendampingi korban, tetapi juga mengedukasi masyarakat. Program child protection awareness mereka mengajarkan anak tentang hak tubuh, bagaimana mengenali sentuhan aman dan tidak aman, serta keberanian untuk berkata “tidak” pada pelecehan.
Dari Aksi Kecil Menuju Gerakan Nasional Berdampak
Kakak Aman Indonesia memiliki visi yang jelas, yaitu menciptakan lingkungan yang aman bagi anak untuk tumbuh dan berkembang, sehingga anak dapat fokus dalam menemukan potensi terbaik yang ada dalam dirinya.Selaras dengan visinya, Gerakan Kakak Aman juga hadir dengan misi meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak dalam melindungi diri melalui pendidikan seksual, meningkatkan awareness masyarakat terhadap isu kekerasan anak pada umumnya, kekerasan seksual pada khususnya, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan orang dewasa yang berada di sekitar anak dalam memberikan edukasi perlindungan diri bagi anak.
Dari aksi kecil di warung bakso pada tahun 2023, kini Gerakan Kakak Aman menjelma menjadi gerakan yang dikenal luas. Gerakan Kakak Aman terus melakukan edukasi pencegahan kekerasan seksual tidak hanya di Banten, tetapi juga ke seluruh penjuru tanah air.
Jika divisualisasikan dengan angka, Gerakan Kakak Aman telah mengedukasi anak lebih dari 4000 anak, lebih dari 250 orangtua dan guru, serta lebih dari 17 daerah yang telah menerima manfaatnya.
Berawal dari 3 sahabat yang bergerak secara spontan, kini Kakak Aman Indonesia telah memiliki 10 orang dalam tim dengan berbagai latar belakang dan keahlian, namun sama-sama memiiki semangat besar dalam memperjuangkan perlindungan anak dari kekerasan.
“Tidak perlu keahlian atau profesi khusus untuk bisa mengedukasi anak-anak terkait pendidikan seksual. Siapa saja bisa menyampaikan edukasi seksual ke anak-anak di sekitarnya.”
Metode Edukasi Kakak Aman : Mudah, Murah, Menyenangkan
Sesuai dengan tagline Kakak Aman Indonesia, gerakan ini menyampaikan pendidikan seksual dengan metode yang menyenangkan dan interaktif, agar mudah diingat oleh anak-anak. Pendidikan seksual yang awalnya tabu untuk diajarkan, menjadi hal yang menyenangkan untuk dipelajari.
Kegiatan yang didesain sederhana ini mengangkat prinsip 3M, yaitu mudah, murah, dan menyenangkan. Harapannya, pendidikan seksual ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Kegiatan sederhana yang berdampak itu diantaranya ada dongeng, dialog interaktif, lembar mewarnai atau worksheet, bernyanyi dan menari, games edukatif, serta poster edukasi.
Untuk menunjang kegiatan tersebut, Kakak Aman juga menyediakan body safety kit sebagai perangkat yang digunakan untuk menyampaikan pendidikan seksual kepada anak bagi siapa saja baik pribadi, maupun komunitas yang membutuhkan. Perangkat tersebut berisi tangan hitam dan boneka tangan untuk mendongeng, worksheet, poster edukasi, serta modul.
Mengawalinya dengan materi sederhana yang Hana buat secara spontan, kini materi pendidikan kekerasan seksual berupa modul yang sudah dikonsultasikan dengan tenaga ahli profesional yang berkaitan, yaitu psikologi pendidikan, psikologi anak, serta dokter. Terdapat dua jenis modul yang disesuaikan dengan rentang usia, yaitu :
- Modul Pendidikan Seksual secara Umum, yang digunakan untuk anak di jenjang TK-SD serta anak kelompok besar. Modul ini berisi 2 materi utama, yaitu konsep bagian tubuh pribadi, dan berani bilang tidak, lari, dan melapor.
- Modul Pendidikan Seksual Komprehensif, yang digunakan untuk anak menjelang masa pubertas (9-12 tahun) dalam kelompok kecil. Kegiatan kelompok kecil ini disesuaikan dengan gender, bagi anak laki-laki dengan Kakak Aman laki-laki, begitu juga sebaliknya. Harapannya, agar anak lebih terbuka untuk berdialog. Modul kedua ini memiliki 4 topik utama, yaitu mengenal tubuh kita, aku dan perasaanku, aku bisa melindungi diriku, dan membangun hubungan sehat.
Apresiasi dari Perjalanan Gerakan Kakak Aman Indonesia
Perjalanan yang dimulai Hana dari meja warung bakso, siapa sangka menempatkannya duduk di meja bundar Young South East Asia Leadership Initiatives (YSEALI) Seeds for The Future. Berkompetisi dengan lebih dari 800 pendaftar, Kakak Aman terpilih menjadi salah satu dari 16 proyek sosial terbaik se-ASEAN, pada Desember 2023.
Dalam ajang tersebut, Hana mempresentasikan secara langsung program Kakak Aman di Bangkok, Thailand. Tak hanya Serang, kini Kakak Aman mulai dikenal dalam kancah Internasional.
Pada Oktober 2024, Kakak Aman kembali meraih penghargaan dalam kompetisi nasional bergengsi, Astra Satu Indonesia Awards sebagai Program Pendidikan Terbaik. Kompetisi ini diikuti oleh lebih dari 18.000 pendaftar.
“Astra memberdayakan kami untuk memaksimalkan potensi kami. Apa yang menjadi isu yang kami bawa, agar bisa diangkat ke khalayak umum.”Di bulan dan tahun yang sama, Program Kakak Aman juga menjadi Juara 1 Program Terinovatif dalam penganugerahan ASN Awards oleh Bupati Serang.
Tak berhenti di situ, perjuangan Kakak Aman juga mendapatkan apresiasi dari Sekolah Kak Seto atas dedikasi Kakak Aman dalam upayanya melakukan pencegahan kekerasan anak melalui pendidikan seksual di seluruh Indonesia.
Bergandengan Tangan, Berkolaborasi, untuk Terus Bergerak
Tidak hanya sekadar pengakuan, namun penghargaan yang Kakak Aman terima menjadi titik menuju langkah yang lebih luas. Dengan pengakuan ini, Kakak Aman memiliki peluang lebih besar untuk menjalin kolaborasi, memperluas edukasi, dan menjangkau lebih banyak anak di seluruh Indonesia, karen perjuangan melawan kekerasan seksual anak adalah pekerjaan bersama.Salah satu bentuk dukungan Astra terhadap Kakak Aman Indonesia sebagai penerima SIA, adalah kolaborasi Kakak Aman dengan ESR Astra International melaksanakan program edukasi seksual bagi guru PAUD se-DKI Jakarta. Kakak Aman juga turut serta dalam program sosialisasi nasional perlindungan anak bersama Astra dan Kementerian PPPA-RI saat Peringatan Hari Anak Nasional.
Lebih dari itu, peran orang tua, sekolah, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci kolaborasi yang solid dalam menghasilkan dampak yang nyata untuk pencegahan kekerasan seksual.
Harapan Terbaik untuk Masa Depan
“Anak adalah sumber daya paling berharga di dunia dan harapan terbaik untuk masa depan. Namun, masa depan seperti apa yang kita harapkan dari mereka yang sehari-harinya akrab dengan trauma?” - Kakak Aman IndonesiaKekerasan seksual pada anak adalah kejahatan yang merenggut hak paling dasar manusia, yaitu rasa aman. Gerakan Kakak Aman menunjukkan bahwa perjuangan melawan kejahatan ini tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar. Hana Maulida membuktikan bahwa tidak perlu sempurna untuk memulai langkah awal suatu perubahan besar.
Karena pada akhirnya, setiap anak berhak tersenyum tanpa rasa takut. Setiap anak berhak bermain tanpa trauma. Dan setiap anak berhak tumbuh dalam dunia yang aman. Kita semua bertanggung jawab dalam menciptakan dunia yang aman untuk setiap anak di lingkungan kita.
#APA2025-Blogspedia
Referensi:
- Materi Webinar GNFI/12 September 2025
- instagram @kakakaman.id
Post a Comment
Post a Comment