header Quarter Miles Journal

Desa Trunyan - Danau Batur - Kintamani

16 comments
Konten [Tampil]
17 Agustus 2015. Yups hari kemerdekaan! Hari  di mana  para  travelers berburu tempat indah buat ngibarin bendera merah putih. Biasanya gunung dan laut jadi sasaran bagus buat kibarin bendera merah putih sekaligus nunjukin indahnya Indonesia ! Mengabadikan moment kemerdekaan dipuncak gunung, atau underwater di laut, itu hal yang menakjubkan untuk diabadikan. Mungkin bagi sebagian orang itu hal biasa, tapi cukup membuat bulu kuduku berdiri sewaktu aku melihat betapa bangganya mereka mengibarkan bendera merah putih di puncak gunung, puncak waterfall, underwater, dan banyak tempat ekstrim lainnya di Indonesia. Walau tidak melihatnya secara langsung hanya menontonnya di acara TV “My Trip My Adventure” , aku ikut merasakan kebanggaannya ^^. Wonderful Indonesia!

Gak mau kalah dong, aku juga mau nunjukin kalo Indonesia itu indah dengan beragam keunikan adat dan budayanya. Tempat yang aku kunjungi di hari kemerdekaan Indonesia bukanlah puncak gunung, atau underwater di laut, melainkan sebuah desa, Desa Trunyan namanya. Desa Trunyan berlokasi di kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli, Bali, Indonesia. Kira-kira memerlukan waktu 2-3 jam dari Denpasar untuk bisa ke desa ini. Lama ya? Jangan khawatir ! Kamu gak akan bosen dengan waktu 2-3 jam di jalan, karena kamu akan disuguhi dengan pemandangan Indah dan udara sejuk sepanjang jalan menuju kintamani. Ada apa aja sih? Dalam perjalanan, kamu akan menemukan banyaknya kebun jeruk di kanan kiri jalan. Kamu bisa berhenti dulu untuk mencicipi rasa manis jeruk kintamani. Tapi gak asal ambil loh, kamu harus beli dulu buat tau rasanya :D.

Jalan yang berkelak-kelok dengan pohon-pohon besar dipinggirnya, menambah keindahan yang menemani perjalananmu. Apalagi kalau kamu ke sana menggunakan sepeda motor, kamu bisa langsung merasakan segarnya udara kintamani! Sebelum turun ke danau batur, ada view point yang bisa kamu gunakan buat ambil foto-foto yang viewnya Subhanallah ! Di situ kamu bisa liat Gunung Batur dan di bawahnya terdapat danau batur, yang rugi banget kalau kamu lewatin buat ambil momentnya. Ini dia penampakannya :





Nah, puas foto-foto kita lanjutin perjalanan menuju danau batur. Untuk menuju Desa Trunyan ini, terdapat dua jalur yang bisa dipakai. Pertama, jalur darat yaitu melalui desa penelokan. Akan memakan  waktu kurang lebih 45 menit jika memilih jalur darat. Kedua jalur danau. Yups, Danau Batur! Kami memilih jalur danau sebagai jalur perjalanan kami menuju Desa Trunyan. Selain hanya memerlukan waktu sekitar 15 menit, kami juga bisa menikmati pemandangan indah Gunung Batur  sepanjang perjalanan.

Eh, emang ada apa sih di Desa Trunyan? Desa tertua di Bali ini memiliki keunikan tersendiri dalam tradisi pemakamannya. Kalau biasanya tradisi pemakaman di Bali dengan dikubur dan ngaben, Desa Trunyan  hanya meletakan mayat-mayatnya di atas tanah dan diberi kain putih sampai menjadi tengkorak.  Tempat pemakaman ini dinamakan “Seme Wayah”. Akan tetapi Seme Wayah ini hanya diperuntukan bagi orang-orang yang meninggal  secara wajar. Sedangkan orang yang meninggal karena kecelakaan atau tidak wajar akan dimakamkan di tempat yang berbeda yang disebut “Seme Cerik”.

Itulah sedikit penjelasan tentang keunikan Desa Trunyan. Nah, yang akan kami kunjungi adalah Seme Wayah. Setelah menuruni jalan yang berkelok-kelok dan udara yang semakin dingin, sampai juga di danau batur. Dari sini, kita akan menuju Seme Wayah menggunakan boat yang sudah tersedia di sana. Gratis? Enggak dong hehe… tiket boat bisa dibeli dengan harga RP. 85.000/orang, kalau kamu naik berombongan akan lebih murah.

Sebelum memulai perjalanan menyusuri danau, kamu bisa foto-foto dulu di tepi danau batur. Pemandangannya Subhanallah. Maha Besar Allah yang sudah menciptakan surga di dunia. Kami pun tidak melewati kesempatan untuk mengambil foto-fotonya hihi

Ini dia perahu yang akan mengantar kita ke Seme Wayah



Yak, narsis sedikit boleh kan? :D kalo dengan liat fotonya kurang bikin kamu tertarik ke sana, kamu harus buktiin sendiri gimana indahnya pemandangan danau batur dan segarnya udara di sana.
Setelah membeli tiket untuk 7 orang, kami memulai perjalanan kami menggunakan perahu seperti yang ada pada gambar di atas. Karena danau, airnya lebih tenang daripada ketika kamu harus melakukan perjalanan dengan perahu di laut. Tapi jangan khawatir, untuk safetynya kita diharuskan mengenakan baju pelampung yang sudah disediakan. Dan "WAJIB" dipakai selama perjalanan.

Selama 15 menit perjalanan, kami sangat menikmati pemandangan dari tengah danau batur yang kanan kirinya adalah gunung.

Gunung Batur terlihat dari tengah danau

Bagus? Gak akan rugi deh kalau kamu ke sana. 15 menit perjalanan, akhirnya sampai juga di Seme Wayah. Tiket masuk ke area pemakaman Rp 10.000/orang. Pemandangan pertama yang kamu lihat adalah gapura "Welcome To Kuburan Trunyan". Hem... bahkan sebelum masuk pun kita sudah merasakan hawa yang sedikit berbeda.


Seperti ini gapuranya. Tampak depan kuburan trunyan.
Penasaran seperti apa di dalamnya? Begitu masuk, kamu langsung melihat jejeran tengkorak-tengkorak dan tulang belulang dari mayat-mayat yang sudah berumur tahunan. Kalau beruntung, kamu bisa lihat ada mayat yang masih baru. Sayangnya saat kami ke sana, sudah berupa tulang belulang. Kamu juga akan melihat pohon besar bernama Taru Menyan. Kalian pasti bertanya-tanyakan, kenapa mayat yang diletakan begitu saja tidak berbau busuk. Nah, bau harum yang dikeluarkan pohon inilah yang menetralisir bau busuk mayat.

Jejeran Tengkorak
Oh iya, kamu dipersilahkan memegang dan mengangkat tengkorak-tengkorak ini. Akan tetapi, jangan sekalipun mengantongi tengkorak-tengkorak ini ya...

Berani? Hihi

Desa Trunyan
Itulah sedikit cerita perjalananku mengisi hari kemerdekaan. Gimana? Berminat untuk mengetahui keunikan Desa Trunyan? ^^

Bye Desa Trunyan. See you next trip. 

Manda Dea
I live my life a quarter mile at a time

Related Posts

16 comments

  1. masya Allah bagus pemandangannya, jadi pingin ke sana hehehe

    ReplyDelete
  2. Masya Allah. Petualangannya seruuu

    Barakallahu fiik

    ReplyDelete
  3. Wuaah keren... foto-fotonya bagus.. Pengen jalan-jalan juga eksplore Indonesia

    ReplyDelete
  4. Wahh klo msh ada mayat yv utuh apa malah nggak serem mba 😂 btw thanks sharingnya mba, bbrp kali ke Bali blm pernah ke Trunyan, semoga ada rejeki ksna juga

    ReplyDelete
  5. Saya sudah pernah kesana mba thn 2008an saat usia masih SMP. jaman itu blm banyak kamera bagus,dan lebih byk menikmatinya langsung. Dewasa ini jadi pengen liburan ke bali lagi, semoga ada rejeki lagi buay kesana

    ReplyDelete
  6. Semoga suatu saat bisa kesana :)

    ReplyDelete
  7. Masya Allah, bagus mba pemandangannya

    ReplyDelete
  8. Masya Allah ya keindahan Indonesia, makasih sharing nya mba, jdi nambah referensi explore Bali

    ReplyDelete
  9. Masya Allah..indah nya indonesia, sempurnanya ciptaan Allah..

    ReplyDelete
  10. MasyaAllah bagus pemandangannya 😍

    ReplyDelete

Post a Comment