header Quarter Miles Journal

Kisah Hijrah Andhika Gumilang : Kesempatan Kedua saat Sakaratul Maut

Post a Comment
Konten [Tampil]




Hijrahnya Andhika Gumilang saat ini menjadi sorotan yang katanya "settingan". Masih ingat dengan Andhika Gunilang? Dulu, dikenal dalam iklannya " Mana Ekspresinya??? " Hihi. Beberapa hari terakhir setiap kali aku membuka youtube selalu muncul podcast dari channel youtube KasiSolusi tentang hijrahnya Andhika Gumilang ini. Namun, entah kenapa aku sama sekali tak tertarik membukanya.

Suatu hari, ketika sahur dan membuka kembali youtube, lagi-lagi channel itu muncul. Akhirnya, aku coba untuk mendengarkan. Masyaa Allah, mendengarkan kisah hijrahnya membuatku seakan melakukan perjalanan rasa. Ada sedih, takut, merinding, bahagia, sampai menangis aku rasakan. Seperti apa kisahnya? Simak, yuk!

Kisah Hijrah Andhika Gumilang : Kesempatan Kedua saat Sakaratul Maut


Masih ingat dong, bagaimana pertama kali kasus Covid-19 terjadi di Indonesia? Yups, Covid-19 begitu membuat kita parno, banyak berita dilebih-lebihkan, bahkan saya sendiri benar-benar ketakutan akan datangnya kematian disebabkan Covid-19. Apalagi saat itu, saya baru melahirkan dan memiliki seorang bayi, hemmm... Rasanya nano-nano.

Begitu pula yang dirasakan oleh Andhika Gumilang. Menurut penjelasannya, saat itu Covid-19 membuatnya parno dan ketakutan. Ditambah hati yang tidak ia isi dengan keimanan, membuatnya berusaha mencari-cari cara agar terhindar dari Covid-19.

Saat itu, dalam keadaan sehat ia meminum setengah gelas cuka yang sudah dicampur garam dan air sebagai alternatif agar terhindar dari Covid-19. Satu jam setelah meminum cuka, Andhika merasakan ada yang aneh dengan perutnya. Kemudian, ia bergegas ke kamar mandi untuk berkumur dan sikat gigi. Namun, hal itu justru membuatnya semakin parah.

Busa yang tak ada henti-hentinya keluar dari dalam mulut. Andhika terjatuh dan merasa nyawanya sudah di ujung tanduk. Kakinya sudah terasa dingin. Semakin naik hingga pinggangnya. Ia sempat menghubungi istrinya, untuk mengucapkan maaf dan salam perpisahan.

Ketika sudah sampai pinggang, Andhika merasakan nyawanya ditarik lebih cepat dari sebelumnya. Sampailah pada tenggorokannya, saat itu ia merasa kepalanya tertarik. Andhika sangat ketakutan terlbih melihat dua sosok tinggi besa bersayap dan berwarna hitam di hadapannya. Ia kemudian ditunjukkan seperti layar perjalanan hidupnya, dari lahir hingga dewasa.

Seketika, ia berucap dan memohon pada Allah agar diizinkan mengucapkan dua kalimar syahadat jika ia harus mati saat itu juga. Masyaa Allah, mungkin Andhika adalah salah satu manusia yang Allah pilih untuk diberi kesempatan mengucapkan dua kalimat syahadat sebelum nyawanya benar-benar terlepas.

Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, dua sosok dihadapannya seperti sedang berdepat. Lalu, tiba-tiba Andhika merasa seperti nyawanya diterjunkan bebas ke jurang. Begitu cepat, suhu badannya kembali hangat. Subhanallah, Allah masih beri kesempatan beliau untuk hidup.

Mendengar kisahnya, membuatku merinding dan takut akan kematian. Menangis, begitu beruntungnya beliau Allah beri kesempatan kedua saat nyawanya sedang diujung tanduk. Bahkan diberikan kesempatan untuk mengucap dua kalimat syahadat.

Baginya, itu adalah hal paling menakutkan yang pernah ia rasakan. Menjadi pengingat dirinya untuk istiqomah dalam berhijrah. Bagaimana dengan kita? Semoga kisahnya menjadi pengingat pula untuk kita lebih dan lebih baik lagi dalam beribadah. Belum tentu kita mendapatkan keberuntungan yang sama, yang Allah berikan pada Andhika Gumilang.
Manda Dea
I live my life a quarter mile at a time

Related Posts

Post a Comment